Kelebihan dan Kekurangan Bisnis Multi Level Marketing
https://dimasrlp.wordpress.com/2008/06/12/mengapa-network-marketingmlm-dijauhi-masyarakat-bagian-1/
Posted by: Astrid Soenarko , March 17, 2014
Multi Level Marketing 2
Multi Level Marketing atau lebih populer dengan sebutan MLM, memang dapat menjadi salah satu sumber penghasilan tambahan yang cukup potensial. Biasanya, sistem bisnis MLM mengharuskan anggotanya untuk mencari anggota lain sebagai perpanjangan kakinya dalam memasarkan produk.
MLM yang juga dikenal sebagai “Jaringan Pemasaran” atau “Pemasaran Berjenjang”, merupakan komponen penting dari penjualan langsung. Hal ini telah terbukti selama bertahun-tahun dan menjadi metode yang sangat sukses serta efektif bagi perusahaan yang menjual barang secara langsung, untuk memperoleh kompensasi melalui penjualan dan pendistribusian produk dan jasa kepada konsumen.
Pada level tertentu, yang ditentukan dari prestasi dalam mencari anggota, penggiat bisnis MLM biasanya akan diberikan reward berupa poin ataupun hadiah langsung yang nilainya sangat menggiurkan. Hal inilah yang membuat banyak orang pada akhirnya berlomba-lomba dalam mengumpulkan anggota, tanpa mengenali kelebihan dan kekurangan sebenarnya dari sistem bisnis Multi Level Marketing.
Kelebihan Bisnis MLM
Proses Mudah dan Cepat
Dengan hanya membayar biaya pendaftaran dan membeli sejumlah produk sesuai dengan yang telah ditetapkan, maka Anda sudah bisa langsung bergabung dan memulai bisnis MLM. Cukup mudah dan proses yang cepat, Anda bisa langsung mulai menjalankan bisnis sampingan tersebut.
Produknya Unik
Produk yang ditawarkan dengan sistem MLM, biasanya adalah produk-produk yang unik dan jarang ditemukan di pasaran. Biasanya, beberapa produk memang sengaja memakai jalur MLM sebagai promosi, penjualan, dan pendistribusian. Sistem keanggotaan yang diciptakan bisnis MLM, memberikan manfaat untuk anggota seperti potongan harga dari barang yang dijual.
Potongan harga tersebut, berfungsi juga sebagai salah satu perangsang untuk menarik perhatian calon anggota yang lain.
Meningkatkan Kreativitas Komunikasi
Dalam menawarkan produk atau mencari anggota baru, biasanya para pebisnis MLM diberikan kebebasan untuk kreatif berkomunikasi dalam mempengaruhi orang lain untuk membeli ataupun bergabung dengan bisnisnya. Hal ini tentunya akan memberikan tantangan bagi Anda dalam merangkai kata-kata, sekaligus menguji kemahiran ilmu marketing atau pemasaran Anda.
Jika ingin sukses dalam menjaring anggota baru ataupun pembeli produk Anda, siapkan presentasi semenarik mungkin. Bila perlu, buatlah bahan presentasi yang unik dan out of the box agar Anda dapat mengendalikan perhatian audiens Anda.
Kelemahan Bisnis MLM
Tidak Bertahan Lama
Para anggota bisnis Multi Level Marketing, biasanya kurang sabar dan tidak berjalan lama dalam menjalani sistemnya. Dibutuhkan ketekunan dan kesabaran yang luar biasa, untuk mencapai posisi atau hasil yang ditargetkan.
Citra Buruk
Hal yang membuat kesan negatif adalah, seringnya para pelaku bisnis ini memaksa agar seseorang membeli produk ataupun masuk menjadi bagian dari anggota atau kakinya. Tidak heran, jika bisnis Multi Level Marketing sering disalahartikan sebagai kedok untuk mencari keuntungan belaka.
Tidak Selamanya Bermanfaat
Barang-barang yang ditawarkan dalam bisnis dengan sistem MLM ini, belum tentu akan terus bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Namun biasanya, Anda diwajibkan membeli untuk menambah reward ataupun naik level.
-----------------------------------------------------------------------------------
Mengapa Network Marketing(MLM) Dijauhi Masyarakat – Bagian 1
DimasPribadi.com
sharing and selling is fun
with 21 comments
(image taken from: http://www.amdsb.ca)
MLM atau Multi Level Marketing adalah salah satu bentuk sistem pemasaran modern yang mempunyai kekuatan LUAR BIASA.
Ya…LUAR BIASA!
Anda pasti sering mendengar kalimat LUAR BIASA jika anda pernah menghadiri presentasi atau seminar salah satu perusahaan MLM.
Biasanya kalimat lain yang sering menjadi langganan adalah …SUKSES, SAYA BISA, dan variasi-variasi kalimat motivasi lainnya.
Di Indonesia, MLM sudah sangat dikenal berbagai lapisan masyarakat dan menjadi kontroversi karena di tengah kemelaratan bangsa kita, bisnis MLM menjanjikan setiap pelakunya kekayaan tiada batas.
Dari kalangan pegawai kantoran, guru, dokter, mahasiswa, bahkan tukang sayur keliling sudah mengenal atau bergabung dalam bisnis ini. Sudah banyak pula kita dengar success story mereka yang berpenghasilan hingga ratusan juta rupiah perbulan dari bisnis tersebut.
Saya akan mencoba membagikan hasil pengamatan saya tentang kesalahan fatal yang masih dilakukan para distributor atau agen bisnis network marketing dari segi cara mereka menjual pada costumer.
Suatu malam saya dan Bapak Edi Setiawan (trainer UnICoM) berdiskusi mengenai selling atau teknik menjual, bagaimana seharusnya cara menjual yang efektif, namun sesuai dengan kondisi sosial budaya yang ada di Indonesia.
Kebetulan saat itu kami membahas berbagai jenis cara penjualan yang sudah ada berikut contoh kasusnya. Salah satunya yang kami anggap paling menarik adalah network marketing atau MLM, yang akhir-akhir ini gaungnya sudah jarang terdengar.
Saya dan Pak Edi menceritakan pengalaman dan opini masing-masing tentang MLM, bagaimana ketika pertama berkenalan, mengupas business rulenya, kelebihan dan kekurangan sistemnya, hingga ke person-person yang kami ketahui menjalankan bisnis tersebut.
Anda mungkin pernah mengalami kejadian seperti saya dibawah ini…
Salah seorang teman atau kolega saya ngotot tiba-tiba mengajak saya ke sebuah seminar, dan ketika saya tahu acara tersebut diadakan sebuah perusahaan MLM, saya (dengan sengaja) berusaha menghindar dari acara tersebut.
Saya merasa DIJEBAK
Saya bisa merasakan seseorang berusaha memprospek saya jika dalam setiap obrolan, dia pasti menghubungkan apapun topik obrolan… dengan MLMnya, dan dengan intens membuat saya tertarik untuk bergabung dalam bisnisnya.
Namun yang paling tidak saya sukai adalah…DIA MENCERAMAHI SAYA
Dia merasa bahwa bergabung dalam bisnisnya adalah SOLUSI UNIVERSAL untuk semua permasalahan saya.
Inilah contoh Solusi Universal yang saya maksud :D
1. Saya tidak punya pacar ->solusinya gabung MLM untuk bertemu calon-calon pacar yang jika nanti jadian, akan kemana-mana berdua mencari prospek bersama
2. Saya sedang bermasalah dengan keluarga saya -> solusi gabung MLM untuk sukses, maka keluarga akan akur kembali karena saya sukses
3. dll yang sengaja dihubung2kan dimana solusi akhirnya adalah JOIN
Saya akhirnya mulai merasakan ada unsur PAKSAAN yang menyertai penawarannya…
Akibatnya saya mulai MALAS BERTEMU dengannya lagi karena saya merasa dia akan membuntuti saya seumur hidup agar membuat saya membayar sejumlah uang yang cukup lumayan untuk mendapat produk yang belum tentu saya butuhkan.
SAYA MERASA DIA MEMANFAATKAN PERTEMANAN KAMI DEMI KEUNTUNGAN PRIBADI!
Apakah anda mengalami apa yang saya alami?
Mirip? atau… persis?
Jika YA, ada beberapa hal yang mungkin anda perlu ketahui…
Jika anda menganggap teman anda menjebak anda…
HAL ITU SANGAT TIDAK BENAR!
Saya sempat berpikiran sempit terhadap sahabat saya sendiri ketika mengalami hal tersebut
Namun saya sadar, mereka TIDAK MUNGKIN berpikiran seperti itu
Mereka hanya MENJUAL DENGAN CARA YANG SALAH
Mereka mungkin terlalu antusias hingga terlalu banyak berkoar-koar tentang mimpi-mimpi
Mereka kemungkinan hanya tenggelam dalam pikiran mereka sendiri
Yang berakibat… anda berpikir mereka TERLIHAT lebih mengutamakan uang daripada hubungan pertemanan dengan anda…
Jika anda mau memikirkan sekali lagi, anda pasti mengerti maksud saya
Bagaimana mungkin harga persahabatan yang tidak ternilai dapat diganti oleh ‘secuil’ uang
KEHILANGAN TEMAN DEMI UANG?
Mungkin anda pernah mendengar dari para petinggi MLM bahwa bisnis tersebut adalah BISNIS MENOLONG ORANG…
Apakah mereka menjelaskan artinya MENOLONG?
Apakah anda merasa MEREKA BERNIAT MENOLONG ANDA?
Apakah mereka mau MENOLONG TANPA PAMRIH?
Kebanyakan para pemula bisnis ini akan menggembar-gemborkan bahwa mereka akan membantu mengatasi permasalahan si prospek, namun yang dimaksud para pemula tersebut adalah…
KALAU KAMU JOIN MAKA SAYA TOLONG KAMU UNTUK MENGHASILKAN UANG UNTUK SAYA
Disini satu lagi kesalahan fatal yaitu NIATAN YANG SALAH
Anda harus tahu RAHASIA TERBESAR dalam menjual yaitu :
ANDA MENJUAL KEPRIBADIAN ANDA, BUKAN BARANG ANDA
Barang hanya ALASAN LOGIS kenapa orang membeli dari anda
Orang lebih senang membeli dari seorang penjual yang BENAR-BENAR BERNIAT UNTUK MENOLONG mengatasi permasalahan mereka SEBAGAI SEORANG TEMAN
Bahkan untuk permasalahan yang tidak ada hubungannya dengan jualan sekalipun.
Saya ulangi keywordnya…MENOLONG, SEBAGAI SEORANG TEMAN
Betapapun sebuah produk tidak memiliki keunggulan dibanding produk lain, si penjual akan menjadi pilihan pertama jika pembeli merasakan suatu ikatan persaudaraan dan percaya bahwa penjual tersebut selalu berada di pihak mereka dan tidak mungkin mengambil untung dari ‘saudara’ sendiri
Pendapat saya ini ketika saya sampaikan, diamini 100% oleh Bapak Edi karena itu sudah lama menjadi salah satu dasar konsep UnICoM dalam hal communication for selling. Alangkah kagetnya saya ketika hal ini ternyata sudah lama ada, namun mengapa para networkers di luar sana belum banyak yang tahu dan masih saja menggunakan cara-cara yang saya bilang sebagai PREMANISME DALAM MENJUAL.
Mungkin pola pikir ini akan sedikit lebih lambat pada awalnya, namun efek pada jangka panjangnya, pembeli akan MERASA NYAMAN, membeli dan membeli lagi dari anda, kemudian merekomendasikan ke semua orang dimana kekuatan rekomendasi dari mulut ke mulut sangat dahsyat.
Prinsip inilah yang sudah dilupakan oleh para penjual yang lebih mengutamakan meraih keuntungan dengan cepat, bahkan bersedia mengorbankan hubungan pertemanan hanya untuk uang yang tidak seberapa nilainya.
Dan karena pemahaman yang keliru pada ungkapan BISNIS MENOLONG ORANG inilah yang membuat masyarakat begitu anti terhadap MLM.
Anti terhadap penjualnya berakibat anti terhadap produknya.
Coba bayangkan! Apa anda mau membeli barang yang ditawarkan oleh seorang preman dengan gerak-gerik mencurigakan? Sedangkan si preman sebenarnya menjual barang yang bagus dengan harga murah (dan bukan barang curian).
Ada faktor lain yang juga sangat penting yang akan saya coba share pada artikel selanjutnya, yaitu faktor KEPERCAYAAN yang saya yakini juga sudah dilupakan banyak penjual sekarang ini, tidak hanya distributor direct selling saja namun juga sales-sales yang lain.
Saya juga akan menyertakan hasil diskusi saya dengan Bapak Edi Setiawan tentang bagaimana konsep UnICom dapat memberi solusi untuk permasalahan PREMANISME ini.
Nantikan artikel selanjutnya, semoga bermanfaat bagi anda
pp-------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------
Mengapa Network Marketing(MLM) Dijauhi Masyarakat – Bagian 2
with 16 comments
trust
[image taken from http://www.trondheimanglicans.net%5D
Pada suatu malam, seseorang mengetuk pintu rumah saya. Saya yang kebetulan sedang sendiri di rumah melihat keluar dan menemukan bahwa orang tersebut adalah teman lama orang tua saya yang menggeluti bisnis MLM. Saya mempersilakan beliau masuk.
Sebut saja beliau Pak P.
Malam itu raut mukanya terlihat bersemangat walaupun setelannya lusuh penuh dengan keringat.
Karena hanya ada saya dirumah, maka beliaupun ‘terpaksa’ hanya mengobrol dengan saya karena yang sebenarnya beliau cari adalah orang tua saya yang saat itu kebetulan berada di luar kota.
Saya kemudian menanyakan kabar Pak P terlebih dulu… apa kegiatannya saat ini… apakah masih menggeluti MLM yang sama?
Pak P menjawab dengan antusias bahwa sekarang beliau menjalankan bisnis MLM dengan menjual alat kesehatan. Dengan menggebu-gebu beliau menceritakan keberhasilannya membeli sebuah mobil dari hasil komisi MLM yang ini.
Saya hanya tersenyum mendengarkan cerita beliau
Tentu saja saya masih belum percaya saat itu juga karena saat itu beliau datang menggunakan motor, tapi setelah dipikir-pikir lagi, Pak P adalah orang yang lugu dan jujur, jadi saya memutuskan untuk ‘agak’ percaya.
Akhirnya malam itu beliau pamit dan akan datang keesokan harinya.
Tiga hari kemudian, Pak P datang disaat yang tepat saat orang tua saya berada di rumah. Pada pertemuan kali ini. Pak P menjelaskan bisnisnya secara detail kepada saya dan ibu saya. Saya bahkan terpaksa jadi ‘kelinci percobaan’ produk yang dibawanya saat itu (jika bukan karena paksaan ibu saya, pasti sudah saya tolak).
Ibu saya begitu terpesona melihat demonstrasi yang diperagakan beliau terhadap saya, sedangkan saya seperti biasa, selalu skeptis pada pertama kali.
Menurut saya bagus tidaknya sebuah produk tidak dapat dibuktikan dalam sekali pakai/pertemuan namun harus teruji dalam jangka panjang.
Produk kesehatan yang ditawarkannya tergolong mahal (>1 juta). Walaupun insting saya mengatakan produk ini lumayan, namun logika saya menggelitik saya untuk ‘menguji’ Pak P dengan mengatakan bahwa produk tersebut bagus, tapi untuk harga setinggi itu, orang tidak akan percaya kegunaannya jika hanya didemokan sekali saja. Untuk itu sebuah ‘trial’ akan menguatkan keyakinan calon pembeli akan kualitas produk tersebut dan tentu saja akan lebih mudah bercerita kepada orang lain karena sudah merasakan sendiri manfaatnya.
Mendengar ‘tantangan’ saya, ibu saya setuju, tetapi Pak P ragu untuk meminjamkan produk semahal itu pada kami untuk diujicoba selama beberapa minggu. Saya tahu Pak P membawa lebih dari 5 buah produk yang tentunya tidak akan menjadi masalah jika satu buah dipinjamkan pada kami.
Mungkin beliau berpikir kami juga belum tentu membeli…jadi ini adalah sebuah perjudian.
Pertemuan itu berakhir dengan beliau memasukkan kembali semua produknya dan pamit kepada kami. Pak P tidak memberi jawaban apa-apa.
Okeee! Tidak masalah bagi kami karena Pak P memposisikan dirinya sebagai seorang PENJUAL, bukan seorang TEMAN LAMA yang datang untuk memberikan manfaat bagi kami.
Mari kita analisa disini…
Yang saya maksud memposisikan sebagai PENJUAL, adalah mindset bahwa seseorang ingin mendapatkan keuntungan dari orang lain dengan pengorbanan/rugi yang sekecil-kecilnya. Prinsip ekonomi yang saya sebut kapitalis murni. Tidak memikirkan dari sisi calon pembeli sama sekali.
Coba kita bandingkan dengan posisi sebagai TEMAN, sebuah mindset dimana si penjual beranggapan bahwa dia menemui calon pembeli untuk MENOLONG dengan apapun yang dia bisa sebagai seorang TEMAN. Seorang teman yang menginvestasikan KEPERCAYAAN untuk mendapatkan KEPERCAYAAN. Seorang teman yang selalu siap MEMBANTU dan di masa depan akan TERBANTU.
Saya yakin anda pernah membeli sesuatu atas rekomendasi seorang teman, atau memilih membeli pada teman sendiri karena dia pernah membantu anda.
Saya yakin anda akan cenderung percaya kepada seseorang yang mempercayai anda terlebih dahulu.
Saya juga yakin jika kita BERUTANG BUDI kepada seseorang, kita akan sangat senang untuk membayarnya di kemudian hari.
Kembali pada kasus Pak P…
Saat itu saya berpikir sederhana…
Saya hanya mempercayai seseorang yang sudah menginvestasikan kepercayaannya pada saya, jadi saya akan melihat apa reaksi selanjutnya dari Pak P.
Bagaimana mungkin dia berharap saya mempercayai seseorang yang mengaku sebagai seorang teman, namun datang dengan tujuan MENDAPATKAN UNTUNG dari saya, bukannya memberi saya sebuah SOLUSI atas permasalahan saya?
Sebenarnya ini adalah prinsip yang sederhana yaitu prinsip timbal balik. Siapa memberi, dia mendapat. Siapa percaya lebih, maka dia dipercaya lebih.
Pernah suatu ketika Bapak Edi Setiawan (trainer UnICom) bercerita kepada saya. Dalam sebulan beliau memberikan free seminar dan training di beberapa universitas. Kemudian mengatakan pada peserta bahwa siapapun yang ingin berdiskusi atau membutuhkan bantuan, dengan senang hati beliau akan membantu semaksimal mungkin.
Karena kebanyakan adalah mahasiswa, maka secara logika mahasiswa adalah pasar yang kurang potensial jika dilihat dari klien-klien yang pernah ditangani oleh beliau. Banyak dari peserta tersebut tertarik dan magang sekaligus belajar dari beliau tentang komunikasi bisnis dan interpersonal. Hal ini tidak masalah karena mindset MENOLONG TEMAN sudah seperti kebiasaan bagi beliau.
Setahun dua tahun kemudian, beberapa dari mereka yang sudah lulus dan bekerja di perusahaan-perusahaan, menghubungi beliau karena perusahaan mereka ingin mengadakan pelatihan atau training bagi karyawan. Sebagian lagi menghubungi beliau karena merasa DIBANTU oleh beliau saat mengalami persoalan pribadi.
Dari orang-orang inilah rekomendasi demi rekomendasi terus mengalir dari orang-orang yang merasa terbantu oleh beliau sehingga pekerjaan terus mengalir tanpa harus susah-susah berpromosi.
Kembali pada kasus Pak P…
Setelah seminggu tidak menghubungi kami, Pak P akhirnya datang ke rumah dan menyetujui untuk meminjamkannya kepada ibu saya. Saya tersenyum karena dengan begitu berarti beliau sudah menginvestasikan kepercayaannya pada keluarga saya.
Alhasil pada bulan tersebut, ada 3 buah order dari rekan bisnis ibu saya. Buah manis dari KEPERCAYAAN yang telah diinvestasikan Pak P kepada keluarga kami.
Nantikan artikel selanjutnya, semoga bermanfaat bagi anda
---------------------------------------------------------------------------------
Selanjutnya tdk mau nulis yg ketiga, sepertinya ia sadar bahwa ia sdh teripu, hhhhhaaaa
No comments:
Post a Comment